Media itu berarti alat atau sarana komunikasi, perantara, penghubung. Sosial artinya berkenaan dengan masyarakat.
Oleh karena itu dari sisi bahasa di atas, medsos (media sosial) bermakna: sarana berkomunikasi dan berbagi
Sehingga hampir semua media (medsos-medsos) tersebut memiliki istilah sharing yang mereka tawarkan, karena memang itulah makna dasar dari dunia yang akan kita bahas sebentar lagi.
Istilah lain dari media sosial adalah jejaring sosial, (yaitu) jaringan atau jalinan hubungan secara online di internet.
Jadi yang kita gunakan adalah media yang berbasis internet.
Rasanya kita kurang tertarik untuk mendengarkan tapi penting untuk kita menududukkan masalah.
Kenapa demikian?
Karena kalau kita baca definisi di atas maka fenomena sosmed ini, semakin membuat kita beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Fenomena sosmed seharusnya membuat seorang mu'min:
- Semakin rajin ke masjid
- Semakin semangat mengikuti sunnah Rasūl shallallāhu 'alayhi wa sallam.
- Semakin sami'na wa atha'na.
- Semakin tidak membantah apabila dikasih perintah atau larangan dari Allāh dan Rasūl-Nya.
- Semakin tidak suka mendebat firman-firman Allāh dan hadīts-hadīts Nabi ahallallāhu 'alayhi wa sallam.
Kenapa demikian?
Karena 15 (lima belas) abad yang lalu dalam hadīts riwayat Imām Ahmad, Nabi menjelaskan bahwa salah satu tanda-tanda hari kiamat, fenomena yang menunjukkan kiamat semakin dekat, beliau menyatakan:
إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ تَسْلِيمَ الْخَاصَّةِ وَفُشُوَّ التِّجَارَةِ وَقَطْعَ الْأَرْحَامِ وَشَهَادَةَ الزُّورِ وَكِتْمَانَ شَهَادَةِ الْحَقِّ وَظُهُورَ الْقَلَمِ
“Sesungguhnya pengkhususan salam hanya untuk orang-orang tertentu saja, maraknya perdagangan, (banyaknya) pemutusan tali silaturahmi, (banyaknya) persaksian palsu, (banyaknya) penyembunyian persaksian yang benar dan bermunculannya pena (tersebarnya karya tulis) akan terjadi menjelang terjadinya hari kiamat.”
(HR Imam Ahmad)
Kalimat: ظهور القلم , secara bahasa kita terjemahkan "tersebarnya pena" (tampilnya pena).
Ulamā menjelaskan bahwa media komunikasi dan tulisan itu tersebar dengan masif sebelum hari kiamat datang. Dan salah satunya medsos yang sedang kita bahas dan sedang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Lima belas abad yang lalu, Nabi mengatakan bahwa fenomena medsos ini pasti akan terjadi, tapi dengan bahasa Nabi, dengan bahasa klasik.
Lima belas abad yang lalu, Nabi tidak mengatakan:
"Ada sosmed lho, pokoknya nanti antum-antum pakai WhatsApp."
Tidak! Atau, "Punya account di Facebook," tidak!
Tapi Nabi menggunakan bahasa klasik dan substansinya sama: ظهور القل.
Artinya pena-pena itu akan tampil, akan tersebar. Artinya tulisan-tulisan, artikel-artikel, comment-comment itu cepat banget tersebarnya di tengah-tengah dunia ini.
Tulisan-tulisan tersebar tanpa batas sekarang secara masif. Dan Nabi mengatakan 15 (lima belas) abad yang lalu. Pena dan tulisan itu akan tersebar, tampil dan menguasai dunia.
Lima belas abad yang lalu dan yang berbicara ummyy, tidak bisa baca dan tidak bisa tulis, shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Makanya, tadi saya katakan, orang yang mengerti hadīts di atas dan fenomena yang tersebar pada hari ini, dia harus semakin beriman kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Kalau Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tepat dalam menjelaskan fenomena sosmed ini maka Nabi pasti tepat juga ketika berbicara tentang adzab kubur.
Kalau ucapan Nabi terbukti ketika berbicara tentang pena dan tulisan akan berkembang dan akan tersebar sebelum terjadinya hari kiamat maka:
- Ketika beliau berbicara tentang fitnah kubur maka itu akan terjadi.
- Ketika Nabi berbicara tentang pertanyaan dalam kubur maka itu pasti akan terjadi.
- Ketika Nabi katakan bahwa kita akan dibangkitkan dalam kondisi telanjang bulat maka itu akan terjadi.
- Ketika Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan bahwa kita akan berhadapan dengan Allāh tanpa penerjemah, tanpa tim legal (pengacara) maka itu pasti akan terjadi.
- Ketika Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan kaki seorang hamba tidak akan beranjak dari sisi Allāh sampai dia ditanya tentang empat perkara maka pasti itu akan terjadi.
Imām kita kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam harus bertambah karena sosok ini tidak pernah bohong.
Ketika beliau mengatakan neraka, pasti ada neraka itu.
Sebagaimana beliau menjelaskan tentang tanda-tanda hari kiamat yang tidak pernah ada sama sekali di kehidupan beliau, dan sekarang kita buktikan sendiri.
صدق رسول الله صلى الله عليه وسلم
Tanggal 24 Oktober 2016
EmoticonEmoticon